Aktivitas kini kembali membaik semenjak PPKM jakarta menjadi level 1. Seluruh aktivitas perkantoran dan sekolah kembali dibuka walaupun tetap menerapkan prokes yang ketat. Semenjak perkantoran kembali normal, saya merasa jalanan jadi macet lagi, terutama di Bilangan Jakarta. 

Macetnya Jakarta membuat saya harus kembali menggunakan sepeda motor. Jarak yang saya tempuh dari Ciledug, Tangerang menuju kantor di Kawasan Industri Pulogadung (JIEP) sekitar 30 km. Lumayan jauh juga ya haha..

60 Km jarak yang saya tempuh setiap hari membuat Yamaha Lexi saya harus bekerja cukup keras. Salah satu bagian yang bekerja cukup keras adalah ban motor, sebab harus melewati medan yang bermacam-macam dari jalanan berkerikil, berlubang, polisi tidur, belum lagi ketika hujan turun, itu semua bisa mempengaruhi kinerja ban sepeda motor. 

Selain itu, waktu pemakaian ban motor juga perlu diperhatikan, ban motor pada umumnya perlu penggantian ketika umur pemakain sudah sekitar 1,5 tahun untuk ban depan dan 10 bulan untuk ban belakang menurut salah satu artikel dari planetban.com. Benar saja hal ini membuat saya merasa kurang nyaman saat berkendara karena usia ban motor saya sudah lebih 1 tahun khususnya ban belakang.

Saya merasa ada banyak keanehan saat berkendara ketika melewati jalan yang kurang rata. Rasanya seperti ban belakang oleng saat bermanuver di jalan berbelok dan jalan yang memiliki beda tinggi. Hal ini membuat saya bingung ada apa dengan motor saya. 

Saran dari berbagai sumber di internet dan teman-teman yang saya tanya, semuanya menyarankan untuk mengganti ban baru. Membeli ban baru bukan hal yang murah untuk dilakukan lho, karena rata-rata ban tubeless memilki harga yang lumayan mahal. 

Alhasil, karena tidak ada pilihan lain selain mengganti ban baru, akhirnya saya melakukan sedikit riset untuk mengetahui ban apa yang cocok untuk ban belakang motor yamaha lexi saya. 

Beberapa hal yang menjadi perhatian saya dalam memilih ban adalah harga, jenis ban, merk dan testimoni pengguna.

Yamaha Lexi memiliki ukuran ban standart 90/90-14 untuk ban depan dan 100/90-14 untuk ban belakang, dan fokus saya adalah mencari ban belakang karena saya menduga pada bagian inilah semua permasalahan timbul. 

Pasar ban otomotif sangat bersaing dalam memberikan harga dari yang termurah sampai yang termahal, berikut ini 3 ban yang menjadi kandidat saya:

Produk ban belakang ini memiliki harga Rp. 180,000 - 200,000 di e-commerce. Ban bawaan dari yamaha ini memiliki harga yang sangat bersahabat dikantong

Maxxis Victra dibandrol sekitar Rp. 295,000-350,000 tergantung dari masing-masing e-commerce. Ban ini direview baik oleh banyak pengendara motor MAXI Family seperti N-Max dan Aerox walaupun mempunyai harga yang lumayan mahal.

Ban buatan PT. Gajah Tunggal Tbk ini juga menjadi pertimbangan saya karena harga yang masih terbilang bersahabat dikantong. Harga yang dibandrol sekitar Rp. 220,000-250,000 tergantung e- commerce.

Produk ini memiliki banyak peminat juga di pasaran, karena selain produk ini murah, genuine dari yamaha produk ini juga mudah di cari di bengkel-bengkel resmi yamaha. Menurut saya, ban bawaan ini cukup enak ketika dibawa berkendara ketika umur ban motor masih baru, tapi ketika sudah melewati 5 bulan, ban ini rasanya seperti kurang stabil saat digunakan dijalan yang bergelombang dan beda tinggi, entah kenapa ini bisa terjadi. 

Produk ini juga sangat banyak dipasaran seperti bengkel-bengkel ban seperti planet ban atau proban. Produk ini juga menjadi kandidat terkuat saya dalam memilih ban. Karena saya memiliki pengalaman yang cukup bagus dengan ban ini ketika dulu masih menggunakan supra x 125 tentu dengan ukuran dan tipe berbeda dengan ban Yamaha Lexi. 

Saat dulu menggunakan ban ini di motor supra, saya tidak ada komplain dan cukup awet dalam pemakaian harian. Dulu saya masih ingat ban ini baru saya ganti ketika 1.5 tahun pemakaian. Untuk experience berkendara menggunakan ban ini biasa saja tidak ada yang spesial. Ketika mengahajar lubang terasa biasa saja, manuver di tikungan juga biasa saja, tapi ban ini sangat awet kecuali tertusuk paku hingga robek.

Produk ini yang paling banyak di review oleh pengendara Maxi Family Yamaha seperti N-max, Aerox, Lexi, X-max dan T-max. Produk ini digadang-gadang memiliki daya cengkram yang baik karena sudah dual compound. 

Compound tengah memiliki tipe medium sehingga umur ban menjadi lebih awet sedangkan bagian compound pinggir memiliki tipe soft sehingga daya cengkram saat berbelok menjadi sangat baik. Pola ban ini juga diklaim dapat menghadapi kondisi jalan yang basah dan kering, jadi relative aman ketika digunakan saat mengejar waktu di jalan raya. 

Dengan fitur inilah yang membuat saya tertarik pada Maxxis Victra karena terlihat nyaman, aman dan worth it untuk digunakan. Akhirnya saya memiih ban ini untuk menjadi pengganti ban lama saya. Dan harga yang saya dapatkan adalah Rp. 295,000 ini sudah gratis ongkir lho hehe. Tapi saya juga sempat datang ke proban dan planet ban rata-rata tipe 100/90-14 untuk Ban Maxxis Victra ini kosong, sekalinya ada harganya bisa Rp. 400.000an luar biasa mahal kan. 

Singkat cerita, ban belakang saya sudah diganti dengan Maxxis victra S98ST ini. First impression saat saya gunakan untuk berkendaran adalah nyaman dan enak. Ya betul. Ban ini sangat enak ketika dibawa di jalan yang bergelombang dan beda tinggi, bokong juga terasa nyaman. Pun saat saya coba untuk berbelok dengan kecepatan 60-80 km/h rasanya tidak ada limbung atau ragu-ragu saat berbelok. Terasa seperti rossi, hanya saja motor Lexi tidak bisa cornering karena drajat lengkungnya yang terbatas. 

Menurut saya ini adalah ban terbaik yang pernah saya coba, walaupun harga yang paling mahal dari ketiga ban diatas rasanya nyaman mengalahkan segalanya, karena ada harga ada barang adalah hal yang nyata.

Jadi apakah saya puas dengan Maxxis Victa S98ST ini? Jawabannya untuk sementara saya sangat puas, tapi akan lebih puas lagi jika ban ini bisa lebih awet dari ban yang pernah saya gunakan dahulu. 

Membuat banyak blog dengan menggunakan satu akun email itu mudah sekali loh gais. Baca artikel ini hingga akhir untuk tau step by step-nya ya..

Btw, kenapa sih kepingin punya lebih dari satu blog? Tentu alasan setiap orang berbeda-beda ya. Namun kalau saya pribadi, membuat blog lebih dari satu dimaksudkan untuk tujuan investasi. Apalagi kalau mengingat kemungkinan besar awal tahun nanti saya akan ‘pensiun dini’ alias dirumahkan.. 

Tentu saja jalan ninjaku untuk mendapatkan penghasilan adalah dari blog ini. Ya, harapannya dengan memiliki banyak blog maka penghasilan juga akan semakin meningkat. Seperti blog utama saya yang mampu menghasilkan cuan hingga 30 juta, semoga blog lainnya juga bisa mengikuti jejaknya. Amiiinnn.. 

Berbagai manfaat memiliki banyak blog, diantaranya yaitu :

Dengan memiliki banyak blog, kita bisa memisahkan artikel berdasarkan niche blog, jadi blog pun lebih rapi. Misalkan kita punya 3 blog dengan niche parenting, beauty dan teknologi maka artikel yang kita tulis bisa kita post di blog yang sesuai dengan tema artikel tersebut sehingga tidak tercampur aduk menjadi satu. Selain itu, biasanya blog yang fokus terhadap satu niche juga lebih disukai oleh klien.

Memiliki banyak blog, tentu peluang mendapatkan job nya juga lebih besar. Pasalnya job diluar sana beragam jenisnya. Ada klien yang meminta blog dengan tema teknologi, ada yang minta tema parenting, beauty dan lainnya. Nah, kalau kita punya banyak blog dengan niche yang berbeda tentu saja peluang mendapatkan job akan lebih besar. 

Nah, untuk blog yang didaftarkan adsense, maka peluang gajiannya juga bisa lebih cepat bila memiliki banyak blog dengan menggunakan satu akun email. Karena semua blognya bisa didaftarkan adsense dalam satu email tersebut.